-->

Jokowi Persoalkan Soal Ujian Nasional (UNAS)

Joko Widodo (Jokowi) merasa keberatan atas penggunaan nama Gubernur DKI Jakarta itu dalam soal Ujian Nasional SMA 2014 yang ternyata berujung pada kacaunya pelaksanaan unas di tingkat SMP/MTs. Protes muncul dari sana-sini karena soal unas tidak lengkap.

Kekacauan hari pertama unas SMP terjadi pada soal Bahasa Indonesia. Para siswa yang sudah menyiapkan diri menghadapi ujian akhir ini terkejut karena menghadapi soal yang tidak lengkap. Mereka tidak menemukan soal nomor 1-12 dan nomor 45-50. Kabar yang muncul bahwa nomor-nomor soal itu sengaja dihapus karena berkaitan dengan Jokowi. Hal ini dibenarkan oleh Salamun sebagai Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur.

Sebelumnya, tim media center Jokowi for President atau lebih populer disebut JKW4P itu mengancam akan menyomasi pihak Mendikbud kalau tidak menjelaskan kemunculan soal Jokowi dalam Unas SMA akhir April lalu. Tim JKW4P merasa dirugikan dengan munculnya soal-soal tersebut.

Kepala LPMP Jawa Timur menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) soal tentang Jokowi di soal Unas SMP 2014. Persoalannya menjadi tidak mudah karena ketiga soal itu menyebar merata di seluruh paket soal yang berbeda. Namun, setelah dipetakan bahwa ketiga soal itu terdapat dalam rentang nomor 1-12 dan 40-50. Agar memudahkan penggantian, maka nomor-nomor itu saja yang dicopot pada seluruh soal.

Diduga bahwa pencopotan soal itu dilakukan untuk menghindari protes masyarakat dan tim Jokowi karena saat ini menjelang pemilihan presiden (pilpres). Penarikan soal-soal itu dilakukan ketika proses pencetakan sedang berlangsung di PT Jasuindo Tiga Perkasa, Sidoarjo. Dalam proses penarikan soal-soal tersebut melibatkan Maber Polri hingga Polda Jatim.

Kepala LPMP Jawa Timur mengatakan bahwa bendel soal yang tidak lengkap itu disebabkan karena adanya ketidaktepatan dalam memasukkan soal pengganti, setelah 12 soal sebelumnya ditarik karena mengandung Jokowi. Beliau juga mengatakan bahwa mungkin waktunya terlalu mepet sehingga terburu-buru dan tidak cermat dalam memasukkan soalnya.

Kekacauan unas SMP kemarin dimulai begitu siswa mulai membuka bendel soal Bahasa Indonesia. Para siswa mendapati soal ujian itu dimulai pada nomor 13. Salah satu siswa SMPN 1 Surabaya mengungkapkan bahwa adanya kejanggalan mulai terlihat bergitu naskah soal dibagikan. Saat itu dia langsung memeriksa kelengkapan soalnya. Ternyata di naskah soal bersampul yang dibagikan tidak ada nomor 1-12.

Dia pun meneliti lembaran lain. Ternyata ia juga mendapati kalo soal nomor 39-50 itu tidak ada. Beruntung sebelum kejanggalan itu ramai, pihak pengawas ruang langsung membagikan lembaran soal lain tanpa sampul. Lembaran soal ini berisi soal nomor 1-12 dan nomor 39-50.

Bagi sebagian siswa, hal itu tidak masalah. Yang menjadi masalahnya ternyata justru tidak ada soal nomor 13 di naskah sampul. Meski cukup mengejutkan, hal tersebut tidak membuat konsentrasinya pecah. Dia tetap mengerjakan soal unas sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Dari satu kasus di atas diharapkan agar kepada pihak pembuat soal unas untuk tidak ceroboh dalam pembuatan soal-soal unas yang sangat penting ini. Diharapkan juga kejadian ini tidak akan terulang lagi nantinya. Jadi, pada prinsipnya adalah tidak ada masalah yang signifikan, karena sudah ada solusinya, dan pelaksanaan UN pun berjalan sebagaimana mestinya.

0 Response to "Jokowi Persoalkan Soal Ujian Nasional (UNAS)"

Post a Comment

Mohon berkomentar yang sesuai dengan pembahasan artikel. Jangan gunakan link aktif, dilarang promosi/spam gak jelas!
Komentar kamu bakal dimoderasi sebelum diterbitkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel