-->

Tragedi Hilangnya AirAsia QZ8501 Rute Surabaya Menuju Singapura Sungguh Memilukan

Saat ini, Indonesia dihebohkan dengan sebuah tragedi yang sangat memilukan bagi para masyarakat yang mana dipicu oleh tragedi bencana AirAsia Indonesia rute Surabaya menuju Singapura. Tragedi pahit ini menjadi pusat perhatian bagi warga dunia internasional. Pesawat AirAsia QZ 8501 tujuan Singapura setelah terbang dari Surabaya dikabarkan hilang kontak. Pesawat itu mengangkut 155 penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak-anak dan 1 bayi.

Pesawat airbus Air Asia QZ 8501 dari Surabaya menuju Singapura yang lepas landas pada pukul 6 (enam) kemarin dilaporkan hilang kontak di Tanjung Pandan. Pesawat itu dikomandoi oleh kapten pilot Iriyanto dan copilot Remi Imanuel, kemudian first officer Remi Emanuel Plesel, empat pramugari yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan satu teknisi pesawat bernama Saiful Rakhmad. Saat ini, pihak bandara Juanda masih mencari informasi tentang kabar pesawat yang hilang kontak itu.

Kronologi Hilangnya Pesawat AirAsia QZ8501 Rute Surabaya Menuju Singapura

Tragedi Hilangnya AirAsia QZ8501 Rute Surabaya Menuju Singapura Sungguh Memilukan
Pesawat AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya ke Singapura dinyatakan hilang kontak sejak pukul 06.17 WIB. Adapun pesawat jenis Airbus A320-200 ini dikabarkan sudah menghilang di antara Tanjung Pandan dan Pontianak.

Djoko Murjatmodjo, Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara dalam konferensi pers, Minggu 28 Desember 2014, menyatakan bahwa terakhir pihak pesawat memberikan laporannya pada pukul 06.12 WIB. Saat itu, katanya, sang pilot meminta pesawat bergeser ke kiri dan untuk naik ke ketinggian 38 ribu kaki untuk menghindari awan.

Namun, lanjutnya, pesawat resmi dinyatakan hilang pada pukul 07.55 WIB.
"Pesawat masih bisa dideteksi sekitar pukul 07.36 WIB di ketinggian 30 ribu kaki dengan mengikuti jalur penerbangan M635. Kondisi cuaca di tempat lokasi hilangnya pesawat sedang tidak baik," terangnya di Jakarta.

Menurut dia, pesawat yang hilang kontak tadi, mengangkut penumpang 155 penumpang. Rinciannya, sebanyak 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak dan 1 penumpang bayi.

"Hingga saat ini proses pencarian masih dilakukan. Kami sudah mengerahkan bantuan melalui pesawat dari pihak angkatan udara, namun belum diketahui posisi pesawat sampai saat ini," tambahnya.
***

Tragedi ini pun telah menyita banyak perhatian, termasuk di media sosial seperti Twitter. Pesawat itu dinyatakan hilang kontak setelah baru satu jam melakukan penerbangan dari Bandara Juanda menuju Bandara Changi.

Seperti diketahui, pesawat AirAsia berangkat pukul 05.20 WIB dan seharusnya sudah tiba di Singapura sekitar pukul 07.20 WIB. Namun, hingga pukul 10.30 WIB, pesawat dengan kapasitas penumpang sebanyak 155 orang tersebut masih belum ditemukan.

Berikut beberapa perkembangan yang beredar di media sosial, twitter pada pagi hari ini:

@thegrimaldy: Posisi terakhir QZ8501 yang terpantau flightradar24
@unilubis: Contact loss with AirAsia flight to Singapore #prayforthem
@rodrigoEBR: Indonesia AirAsia fligth 8501 was an Airbus A320, local media says
@SkyNewsBreak: AirAsia flight from Indonesia to Singapore loses contact with air traffic control

Sampai saat ini, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan melakukan koordinasi secara terus menerus dengan pihak Angkasa Pura maupun maskapai penerbangan AirAsia dalam hal untuk memastikan posisi pesawat tersebut.

Informasi hilangnya pesawat yang masih dicari kejelasannya itu pun mengundang perhatian banyak pihak terutama keluarga penumpang. Para keluarga penumpang langsung mencari informasi kabarnya anggota keluarga mereka di bandara Juanda, Surabaya. para keluarga penumpang terlihat panik dan menangisi nasib anggota keluarganya, serta mencari nama-nama anggota keluarga mereka.

Pada hari Minggu, 28 Desember 2014, informasi lebih lanjut mengenai jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 dari Surabaya menuju Singapura ini diperkirakan jatuh di Perairan Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Menurut Marsma Hadi Tjahjanto yang merupakan Kadispen TNI AU, menyampaikan bahwa pesawat yang berangkat dari Surabaya itu seharusnya sudah tiba di Singapura pukul 07.20 WIB. Dirinya bersama dengan tim TNI AU memperkirakan pesawat terjatuh di atas permukaan air, sekitar perairan Pangkal Pinang.

Pihak TNI AU juga melakukan koordinasi dengan Angkasa Pura 1 maupun pihak Airlap Navigasi, termasuk dengan AirAsia Indonesia. Dengan kondisi cuaca sedang berawan, tim TNI AU terus melakukan pencarian sampai malam hari.

Di sisi lain, pihak AirAsia Indonesia masih belum memberikan informasi pastinya mengenai hilangnya pesawat AirAsia QZ8501. Maskapai penerbangan AirAsia membuka nomor layanan informasi seputar pesawatnya yang hilang kontak. Dikutip dari laman resmi Air Asia yakni AirAsia.com, manajemen maskapai penerbangan yang berbasis di Malaysia itu mengumumkan nomor kontak yang bisa dihubungi mengenai pesawat yang hilang, yakni 021 -29850801.

Masyarakat dipersilakan menghubungi nomor itu untuk mengetahui atau menanyakan keluarga/teman yang berada di dalam pesawat tersebut. Tapi, manajemen Air Asia menyatakan hingga kini belum mendapatkan informasi lengkap mengenai keberadaan pesawat dari Surabaya tujuan Singapura itu.

Manajemen Air Asia telah merilis data pesawat yang hilang kontak pada pukul 07.55 WIB itu, yakni pesawat jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Kode penerbangannya adalah QZ8501.

“Saat ini kami tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan awak pesawat, tapi kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut,” dikutip dari laman Airasia.com.

Tim SAR (search and rescue) juga turut andil dalam beroperasi menemukan korban dan AirAsia telah berkooperasi dengan pihak-pihak terkait.

Di sisi lain, informasi mengenai Daftar Kru AirAsia QZ8501 Tujuan Singapura yang Hilang Kontak juga disampaikan oleh J.A. Barata sebagai Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan. J.A. Barata juga menyampaikan bahwa dapat belum diketahui secara pasti mengenai pesawat itu jatuh atau kemungkinan lain karena seluruh pihak terkait masih berkoordinasi.

Berikut informasi lebih lengkap mengenai pesawat tersebut beserta isinya yang didapat dari pihak Kementerian Perhubungan:

Nomor Penerbangan: QZ 8501
Jadwal Terbang: 05.20 - 08.30
Nomor Regristrasi : PK - AXC

Komposisi Kru:
Kapten: Iriyanto
Kopilot: Remi Emmanuel Plesel

Staf:
Pramugari Senior: Wanti Setiawati
Pramugari/pramugara: Khairinusi Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi
Teknisi: Saiful Rakhmad

Jumlah penumpang: 138 dewasa, 16 anak, 1 bayi
Bagasi: 106 Collies / 1305 kilogram
Kargo: nihil


Namun sebelum hilang kontak, Pilot AirAsia punya permintaan untuk dialihkan ke rute yang tak biasa sebelum hilang kontak.

"Pada saat ini kami sayangnya tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan awak pesawat, tapi kami akan segera menyampaikan infoormasi terbaru," kata pihak AirAsia lewat pernyataan resminya.

Faktor Penyebab Hilangnya AirAsia QZ8501

Hilangnya pesawat penumpang Air Asia QZ8501 masih menyisakan banyak pertanyaan. Sejumlah kalangan mengungkapkan kemungkinan penyebab hilangnya pesawat komersial jurusan Surabaya-Singapura itu pada hari Minggu kemarin (28/12).

Pertama, seperti dikatakan instruktur keselamatan terbang FX Arief Poyuono, masalah teknis pesawat. Dalam hal ini pesawat mengalami gangguan dan terjadi crash sehingga pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di suatu tempat.

Kemungkinan kedua, jelas Arief, terkait dengan fenomena cuaca yang tiba-tiba saja bisa berubah.
"Ini bisa saja terjadi karena cuaca sering berubah," kata Arief dalam penjelasannya, Ahad (28/12).

Dalam hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga masalah cuaca ini sebagai penyebab hilangnya pesawat yang lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 05.35 wib itu. Menurut BMKG, wilayah yang dilalui pesawat Air Asia ini memang sedang buruk saat itu.

Di daerah itu ada ada gumpalan awan tebal (cumolo nimbus atau awan cb). Kementerian Perhubungan pun menyatakan pesawat itu sempat menghindari awan tebal dan meminta menambah ketinggian terbang. Setelah itu tak ada kontak lagi dengan menara kontrol udara Jakarta.

Faktor ketiga, Arief menyebut kemungkinan adanya sabotase. Ia menjelaskan kecelakaan pesawat Air Asia dalam posisi jelajah di atas ketinggian 30 ribu kaki bisa terjadi akibat sabotase aksi teroris.

Apalagi, dalam catatan dunia penerbangan, jelas Arief, kecelakaan pesawat pada posisi jelajah di atas 30 ribu kaki sangat kecil. Ia pun meminta adanya peyelidikan pesawat Air Asia yang hilang kontak yang harus melibatkan BAIS, Densus 88 serta BIN.

Namun, Kementerian Perhubungan mengaku masih fokus pada pencarian pesawat. Segala kemungkinan faktor penyebab bisa diketahui jika pesawat ini sudah ditemukan. Masyarakat pun diminta tetap tenang sambil menunggu pencarian.


VIDEO: Tiga Faktor Penyebab Hilangnya AirAsia QZ8501

Kepastian Lokasi Penemuan Air Asia Berada

Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan 95 persen lokasi penemuan serpihan pesawat Air Asia berada di dekat Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pada hari ketiga pencarian pesawat Air Asia QZ8051 yang hilang kontak pada Ahad (28/12) Tim SAR berhasil menemukan beberapa serpihan benda-benda yang diduga bagian pesawat.

Berdasarkan penemuan tersebut, dipastikan daerah tersebut dan benda-benda itu adalah bagian dari pesawat yang dicari. Benda yang ditemukan mengapung berupa lempengan logam, objek yang menggambarkan bayangan dalam laut diduga badan pesawat, emergency exit dan diduga jasad penumpang.

Sepuluh objek diduga serpihan pesawat itu terpantau oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Agus Dwi Putranto saat dalam perjalanan menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menggunakan helikopter CN 235.

Sepuluh objek diduga serpihan pesawat ini belum dipastikan merupakan serpihan pesawat AirAsia yang hilang tiga hari lalu atau objek atau benda lain. Untuk itu, Basarnas mengirimkan tim ke lokasi untuk memastikannya dari jarak dekat.

Sepuluh objek itu terpantau sekitar 105 mil dari Pangkalan Bun. Posisinya sekitar 10 kilometer dari lokasi terakhir pesawat Air Asia yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh pesawat itu hilang kontak dengan menara pengawas udara.

***

Informasi lebih lanjut mengenai penemuan serpihan pesawat tersebut, Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Mayor Wahyudi membenarkan pilot Angkatan Udara yang menemukan serpihan pesawat QZ8501.

Pihak yang menemukan adalah 2 Hercules C130 dari Skuadron Halim. Dua Hercules tersebut diterbangkan oleh Mayor Akal dan Letkol Penerbang Putu

Wahyudi mengatakan saat menemukan serpihan tersebut pilot segera lapor ke Lanud Palangkaraya. Dari Palangkaraya langsung melapor ke Lanud Surabaya. Tim SAR langsung segera mengirim Helikopter untuk mengecek serpihan tersebut.

Wahyudi menjelaskan penemuan di Selat Karimata. Kedua pilot menemukan serpihan di Sektor 7 dan Sektor 12. Pesawat melaporkan langsung masuk ke radio milik Wahyudi. Ia mengkonfirmasi bahwa serpihan tersebut adalah bagian dari QZ 8501.

Tim SAR dan seluruh kapal yang dikerahkan untuk mencari pesawat Air Asia QZ8051 yang hilang kontak digerakkan menuju titik lokasi penemuan serpihan diduga bagian pesawat. Yang akan dilakukan adalah mencari dan mengevakuasi semua benda dan barang yang ditemukan, serta memastikan bahwa semuanya akan dibawa ke Pangkalan Bun.

Benda yang ditemukan mengapung berupa lempengan logam, objek yang menggambarkan bayangan dalam laut diduga badan pesawat, emergency exit dan diduga jasad penumpang. Sepuluh objek diduga serpihan pesawat itu terpantau oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Agus Dwi Putranto saat dalam perjalanan menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menggunakan helikopter CN 235.

Kedalaman laut yang ada di bawah penemuan serpihan tersebut antara 25 meter hingga 30 meter, maka akan diturunkan penyelam untuk melakukan evakuasi.

Hal ini pun mengundang sontak mengundang perhatian Joko Widodo (Jokowi), Presiden Republik Indonesia untuk meluncur ke Pangkalan Bun. Presiden Joko Widodo secara mendadak berangkat dari Istana Merdeka menuju ke Pangkalan Bun dan Surabaya terkait ditemukannya serpihan yang diduga merupakan reruntuhan pesawat maskapai AirAsia QZ 8501.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, membenarkan hal tersebut. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan, tim pencari pesawat Air Asia QZ8501 menemukan serpihan pesawat yang mengapung di Selat Karimata, laut sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Terkait tragedi memilukan ini yang memang mengundang perhatian masyarakat internasional, maka Pemerintah Cina mengirimkan kapal perang jenis fregat dan pesawat Angkatan Udaranya, untuk membantu pencarian pesawat AirAsia yang hilang dalam penerbangan Surabaya-Singapura, pada Ahad (28/12) pagi WIB. Setelah berkoordinasi dan mendapat ijin dari Pemerintah Indonesia, Cina memutuskan untuk mengirimkan kapal dan pesawat untuk membantu pencarian.

Kementerian Pertahanan Cina menyatakan satu kapal perangnya yang tengah berpatroli di kawasan Laut Cina Selatan, menuju ke wilayah Indonesia, yang diduga menjadi lokasi hilangnya pesawat. Sementara itu, satu pesawat Angkatan Udara Cina sedang dipersiapkan sambil menunggu hasil koordinasi dengan pihak otoritas penerbangan Indonesia.

Dari Jakarta dilaporkan, pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 pada Selasa dilanjutkan (30/12) dengan penyisiran di sisi selatan Pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah Kabupaten Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Selain itu, Indonesia juga telah meminta bantuan dari Amerika Serikat untuk mencari pesawat jet AirAsia QZ 8501 yang hilang, pejabat AS mengatakan Senin (29/12) waktu setempat, di tengah kekhawatiran pesawat itu jatuh ke dalam laut.

Departemen Luar Negeri juga menegaskan bahwa tidak ada warga negara Amerika berada di pesawat QZ 8501, yang menghilang pada Minggu di Laut Jawa dengan 162 orang penumpang dan awak. Juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Kedutaan di Jakarta berada dalam kontak yang erat dengan pejabat Indonesia, serta menerima permintaan bantuan untuk mencari pesawat itu.

Dia mencatat pihaknya akan memerlukan sedikit waktu untuk mengevaluasi permintaan, tanpa merinci jenis bantuan -militer atau lainnya- yang Amerika Serikat mungkin berikan. Juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby juga mengatakan bahwa bantuan dapat mencakup beberapa kemampuan deteksi udara, permukaan dan sub-permukaan.

Puluhan pesawat dan kapal laut sedang mencari pesawat yang hilang, yang kehilangan kontak dalam penerbangan dari Surabaya, Indonesia, menuju Singapura setelah kru meminta perubahan rencana penerbangan karena cuaca badai, dalam krisis ketiga untuk maskapai Malaysia tahun ini.

Australia, Malaysia dan Singapura telah bergabung dengan pencarian yang dipimpin Indonesia ketika para kerabat penumpang dan awak pesawat bersedih menunggu berita orang yang mereka cintai.

Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo memastikan serpihan-serpihan dan barang- barang yang ditemukan sejak pagi tadi oleh Basarnas hingga sore hari tadi adalah milik Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak 3 hari lalu.
"Saya pastikan 100 persen itu bagian dari Pesawat AirAsia yang kita cari," ujar Soelistyo dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Desember 2014.

Hal itu kata dia, dapat dibuktikan dari barang dan benda-benda yang ditemukan seperti slide craft PGN 60322-105. Benda berbentuk seperti tabung itu sudah dipastikan milik dari pesawat AirAsia QZ8501. Memasuki hari ketiga pencarian, tim pencari menemukan sejumlah benda dan serpihan yang diduga merupakan bagian dari Pesawat AirAsia QZ8501.

Total Ada Enam Jenazah Penumpang Air Asia QZ8501 Berhasil Dievakuasi

Tim gabungan yang dimotori TNI dan Basarnas berhasil mengevakuasi enam jenazah korban jatuhnya Air Asia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Dilaporkan Komandan Pusat Penerbangan AL (Puspenerbal) Laksma Sigit Setyanta, para korban ditemukan pukul 13.45 pada baringan 227 jarak 95 nm.

Menurut Sigit, keenam korban ditemukan operasi helikopter AR 3601 yang dikemudiakan penerbang Kapt. Laut Chandra dan Letnan Satu Abdul Holik. Menurut Sigit, semula tim berusaha melakukan evakuasi dengan hoist. Namun, karena cuaca tidak bersahabat, kita kontak KRI Bung Tomo dan KRI Banda Aceh.

"Berselang 45 menit KRI Bung Tomo tiba dan menurunkan dua sekoci karet dengan tim Marinir dan Kopaska," ujar Sigit di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo.

Menurut Sigit, setelah KRI Bung Tomo, menyusul KRI Banda Aceh juga menurunkan perahu karet beserta tim Marinir dan juga Kopaska. Dengan begitu, menurutnya, evakuasi korban bisa dilakukan dengan segera.

Sigit berharap, seluruh korban bisa ditemukan, malam, atau setidaknya besok pagi. Pencarian dan evakuasi di malam hari sendiri, menurutnya memungkinkan jika menggunakan KRI karena memiliki lampu.

24 Orang Penumpang Air Asia Dipastikan Berasal dari Malang

Sebanyak 24 orang penumpang pesawat AirAsia yang hilang kontak pada Ahad (28/12) pagi WIB, dipastikan warga Kota Malang, Jawa Timur, namun untuk memastikan nama dan alamat secara detail adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).

"Setelah mendapatkan nama-nama penumpang yang ikut dalam penerbangan AirAsia yang nahas itu langsung kami kirimkan ke Dispendukcapil untuk dicek satu persatu alamat lengkapnya," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, J Hartono, Selasa (30/12).

Ia mengakui pihak AirAsia hanya memberikan data 24 orang penumpang yang diduga berasal dari Malang tanpa disertai alamat lengkap, sehingga untuk memastikan jika ke-24 orang penumpang itu berasal dari Kota Malang, pihaknya mengirimkan nama-nama penumpang itu Dispendukcapil.

Dan, lanjutnya, informasi balik yang diberikan Dispendukcapil, jika ke-24 nama yang masuk daftar penumpang AirAsia itu memang warga Kota Malang, bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah warga Kota Malang yang terbang bersama AirASia tersebut akan bertambah karena dirinya baru saja mendapat informasi ada enam penumpang lain yang juga berasal dari Malang.

Untuk membantu informasi bagi keluarga korban, Pemkot Malang membuka Posko yang dipusatkan di Dinas Sosial (Dinsos) setempat serta mengirimkan petugas dari BPBD maupun Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memantau perkembangan terkini terkait korban pesawat AirASia QZ 8501 di Bandara Juanda.

Sebelumnya Wali Kota Malang, Moch Anton bersama Ketua DPRD Arif Wicaksono dan sejumlah anggota dewan mengunjungi rumah keluarga salah satu korban pesawat tersebut, yakni Donna yang tinggal di kawasan Gading Kasri.

Donna bersama suami dan kedua anaknya berencana menghabiskan liburan di Singapura, namun nahas pesawat yang membawanya ke negeri itu hilang kontak ketika melintasi wilayah Kalimantan.

Sementara itu siswa-siswi SMA St Albertus (SMA Dempo), Kota Malang menggelar doa bersama terkait insiden kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura. Doa bersama tersebut digelar di aula sekolah dan dipimpin oleh Frater Dimas.

Salah seorang siswi SMA St Albertus, yakni Cindy Clarissa Soetjipto ikut menjadi korban kecelakaan pesawat AirAsia tersebut. Cindy duduk di kelas X S3, jurusan IPS.

Humas SMA St Albertus, Petrus Paulus, mengtatakan selain Cindy, ada delapan alumni SMA Dempo yang juga turut menjadi korban kecelakaan tersebut. Mereka adalah Ruth Natalia (lulus tahun 2007), Kevian Alexander Soetjipto (Lulus tahun 2011 dan kakak dari Cindy), dan Andrian Noventus (lulus tahun 2011).

Selain itu, ada Edward Febriantus (lulus tahun 2011), Susandhini Liman (1994), Finna Handayani (2002), Ronny Handoyo (2002), dan Bob Hartanto Wijaya (2007).
"Kami turut berduka dengan kejadian ini, dan semoga keberadaan mereka segera diketahui," kata Petrus

Evakuasi Jenazah dan Serpihan Air Asia QZ8501 Berlanjut Hingga Malam (30/12)

Badan SAR Nasional (Basarnas) Indonesia menyatakan tim pencari dan penyelamat telah berhasil mengevakuasi tiga jenazah, sebuah koper, dan sejumlah bagian pesawat AirAsia QZ8501.

Evakuasi dilakukan dalam kondisi cuaca dan gelombang ombak di sekitar lokasi penemuan mayat dan serpihan masih sangat tinggi. Namun sejumlah kapal dan tim penyelamat masih terus disiagakan di lokasi pencarian dan jika dimungkinkan akan tetap melakukan evakuasi malam ini juga.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan tiga jenazah yang telah dievakuasi tim penyelamat terdiri dari dua jenazah berjenis kelamin perempuan dan satu jenazah berjenis kelamin laki-laki. Ketiga jenazah itu saat ini masih berada di KRI Bung Tomo dan akan dibawa ke Pangkalan Bun untuk segera di terbangkan ke Surabaya.

Selain itu pencarian pada hari ketiga ini yang difokuskan di area lima, tim penyelamat juga bisa berhasil menemukan satu alat di pesawat yang telah dikonfirmasikan ke pihak teknisi Air Asia.

Selain itu tim pencari juga menemukan satu buah koper berwarna biru dalam keadaan utuh serta satu alat reservoir yang persis dan diakui oleh pihak AirAsia setelah melihat plat dan nomor serinya.

Kabasarnas menyatakan upaya evakuasi akan tetap dilakukan malam hari ini namun menunggu kondisi cuaca dan gelombang laut memungkinkan. Karena saat ini gelombang ombak di lokasi mencapai 2 - 3 meter yang menyulitkan petugas melakukan evakuasi.

"Kita tunggu kalau nanti malam tinggi gelombang reda kalau bisa melakukan evakuasi yang terlihat dari lampu kapal saya telah perintahkan mereka melakukan evakuasi tapi sekarang gelombang masih 2-3 meter," paparnya.

Di lokasi penemuan jenazah dan serpihan saat ini masih bersiaga KRI Yos Sudarso dan KRI Bung Tomo bersama satu kapal Basarnas. Malam ini dijadwalkan akan tiba 3 kapal milik AL dan 3 kapal bantuan dari Singapura.

Selain melakukan evakuasi, Basarnas juga telah memerintahkan Kapal BPPT dan kapal Asosiasi Survey Indonesia untuk melakukan pemindaian pesawat di dalam laut.

"Badan pesawat secara pasti belum ditemukan tapi hitungan kita dari pencarian tadi masih ada di area 5..itulah sebabnya saya datangkan kapal dari BPPT dan Asosiasi survey untuk memastikan keberadaan pesawat. Jadi sebagian yang diberangkatkan akan melakukan evakuasi dan sebagian lagi mencari pesawat di dasar laut." katanya.

Sementara itu Presiden Joko Widodo yang mengunjungi Crisis Center di Bandara Juanda Jawa Timur menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerja keras Basarnbas, tim penyelamat, unsur masayarakat dan nelayan atas dukungan yang diberikan dalam rangka pencarian pesawat Air Asia QZ8501. Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih atas bantuan negara tetangga dalam operasi pencarian ini.

"Kita mengucapkan terima kasih kepada negara sahabat yang turut membantu pencarian ini baik dari Singapura, Malaysia, Australia," kata Presiden Jokowi.

Jokowi pun meminta pada tim untuk fokus evakuasi penumpang AirAsia. Joko Widodo mengaku baru beberapa saat lalu meninjau lokasi ditemukannya serpihan bagian pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan Selat Karimata, Selasa, 30 Desember 2014. Jokowi terbang dengan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.

Jokowi menegaskan, besok pagi, seluruh alat utama kekuatan tim gabungan akan bergerak dan melakukan pencarian besar-besaran di sekitar lokasi sasaran. Meski demikian, Jokowi mengakui jika medan yang akan dihadapi tim gabungan penyelamat sasaran cukup berat, lokasi sasaran terlihat berkabut dan juga ombak besar hingga mencapai 2-3 meter.

Sebelumnya Presiden Jokowi tiba di Crisis Center Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya sekitar pukul 18.55 WIB. Jokowi didampingi pejabat Angkasa Pura Juanda, Basarnas Jatim, petinggi militer dari TNI AL, AD, AU dan Kepolisian langsung masuk ke ruang keluarga penumpang pesawat di crisis center.

0 Response to "Tragedi Hilangnya AirAsia QZ8501 Rute Surabaya Menuju Singapura Sungguh Memilukan"

Post a Comment

Mohon berkomentar yang sesuai dengan pembahasan artikel. Jangan gunakan link aktif, dilarang promosi/spam gak jelas!
Komentar kamu bakal dimoderasi sebelum diterbitkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel