-->

10 Tokoh Indonesia Paling Romantis Sepanjang Masa

Inilah 10 tokoh Indonesia paling romantis sepanjang masa yang berhasil dihimpun tim 8Share Indonesia, yang kami kumpulkan dari berbagai sumber. Ohya, kalau kebetulan kamu belum jadi member 8Share, silakan daftar di sini: www.the8share.com/indonesia

1. Chairil Anwar

Chairil Anwar merupakan seorang penulis puisi "Aku" yang sangat legendaris itu. Tahukah kamu kalau sepanjang hidupnya, Chairil dikenal ugal-ugalan. Matanya merah gara-gara jarang tidur, bajunya kusut lusuh, tubuhnya bau karena jarang mandi, tapi jangan salah — dia selalu bisa membuat cewek-cewek tergila-gila.

Tercatat nama Dien Tamaela, Sri Ajati, Ida, Tuti, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini dalam persembahan puisi-puisinya, meskipun akhirnya ia kawin juga dengan ‘H’ alias Hapsah Wiraredja, seorang gadis asal Karawang.

Yang unik, Hapsah Wiraredja yang sempat menjadi istrinya ini dipanggilnya ‘Gajah’ karena memiliki tubuh yang bongsor.

2. Ismail Marzuki

"Di dalam lagu-lagu ciptaannya, Ismail Marzuki begitu jeli memilih kisah perjuangan dengan kisah kehidupan sehari-hari terutama percintaan, serta memadukan kisah-kisah percintaan diantara lagu-lagu perjuangan. Inilah yang terasa menjadi ciri khas pada lagu-lagu ciptaanya.

Lagu itu sendiri menjadi lebih hidup serta terasa segar di sepanjang masa. Dalam usia 30 tahun, ciptaan Ismail Marzuki mulai memperlihatkan bobot yang lebih berat dalam unsur melodi, syair dan intensitasnya serta kemahirannya dalam meleburkan perlambangan asmara dengan perjuangan untuk tanah air.

Hal ini terlihat pada tahun 1944 dengan lahirnya ciptaan yang berjudul ‘Rayuan Pulau Kelapa’ dengan melodi serta syairnya dengan bobot yang sudah matang.

3. Sjumandjaja

Di tangan tangan Sjuman telah lahir sekitar 30 skenario, dua diantaranya berhasil meraih Piala Citra, yakni untuk skenario film Laila Majenun (FFI 1976) dan Kerikil-Kerikil Tajam (FFI 1985). Sementara untuk kiprahnya sebagai sutradara juga kerap mencatat prestasi gemilang yakni dengan terpilihnya ia sebagai Sutradara Terbaik di ajang bergengsi Festival film Indonesia sebanyak tiga kali, masing-masing untuk film berjudul Budak Nafsu Fatima (FFI 1984), Si Doel Anak Modern (FFI 1977), serta Si Mamad (FFI 1973).

Sepanjang karirnya, Sjuman dikenal sebagai seorang di antara segelintir sutradara Indonesia yang tidak dapat 'didikte' oleh produser film. Sikap mandiri itu tampaknya mutlak bagi seorang Sjumandjaja, yang senantiasa ingin secara jelas menghubungkan film sebagai alat ekspresi pribadi dengan realitas sosial.
''Sayangnya, yang mengikuti dia tidak banyak,'' ujar D. Djajakusuma, budayawan dan sutradara film kawakan Indonesia seperti dikutip dari situs PDAT Tempo.

Di awal tahun 80-an, kondisi kesehatan Sjumandjaja mulai merosot. Pada 1984, setelah hampir sepuluh tahun menduda, Sjuman menyunting mantan perenang yang belakangan beralih profesi menjadi aktris, Zoraya Perucha. Waktu itu, pria yang mulai rajin mendalami agama ini mengaku telah putus asa dalam kesendiriannya.
''Tetapi, Tuhan rupanya berbaik kepada umatnya. Ia mengirimkan bidadari kepada saya,'' ujar mendiang mertua aktris Titi Sjuman itu.
Ia bahkan pernah berada dalam kondisi kritis namun masih dapat bertahan dan mencoba membuat film lagi berjudul Opera Jakarta yang dibintangi sang istri. Di penghujung pembuatan film tersebut, tepatnya pada 19 Juli 1985, Sjumandjaja menghembuskan nafas terakhir akibat menderita penyakit liver yang berkomplikasi dengan kadar gula yang tinggi.

4. Soe Hok Gie

Soe Hok Gie adalah salah seorang aktivis Indonesia keturunan tionghoa yang turut andil dalam penurunan kekuasaan Orde Lama. Lahir di Jakarta, 17 Desember 1942, Gie merupakan anak ke empat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet. Ayah Gie, Soe Lie Pit adalah seorang novelis. Gie kecil sering mengunjungi perpustakaan umum dan taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta bersama kakaknya, Soe Hok Djin.

Lahir dari keluarga penulis membuat Gie begitu dekat dengan sastra. Seorang peneliti menyebutkan bahwa sejak masih sekolah dasar (SD), Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer.

Pada tahun 1969, bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru. Pada tanggal 8 Desember 1969, Gie bersama rekan Mapala UI memulai pendakian Gunung Semeru.

Sebelum berangkat, Gie sempat menuliskan catatannya:
"Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat".

Pada tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 Gie meninggal di Gunung Semeru bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut.

5. Idris Sardi

Suara merdu biduan Anna Mathovani mengiringi pertemuan pertama Christine Hakim dengan Slamet Rahardjo di sebuah kereta. Dalam perjalanan menuju Jakarta, dua muda-mudi itu jatuh cinta.

Ini merupakan salah satu penggalan adegan dalam Cinta Pertama, film drama musikal Indonesia yang tersohor di era 1970-an. Kisah cinta Slamet Rahardjo (berperan sebagai Bastian) dan Christine Hakim (berperan sebagai Ade) begitu membuai para penonton.

Adegan demi adegan kian dramatis dengan ilustrasi musik dari Idris Sardi. Sang komposer dinilai mampu “menghidupkan” adegan film lewat ilustrasi musik karyanya. Tak salah apabila kemudian pria kelahiran 7 Juni 1938 itu meraih Piala Citra kategori Tata Musik Terbaik dalam film Cinta Pertama.

Pada 1976, ayah dari aktor Lukman Sardi ini pernah memimpin orkestra Jepang dalam World Pop Song Festival di Tokyo. Saat itu, ia mengaransemen ulang lagu Renjana milik Guruh Soekarno Putra dan dinyanyikan oleh Grace Simon.
“Orang Indonesia yang menonton sampai merinding. Meski tidak menang, tapi masuk sampai semifinal,” ucap pengamat musik, Bens Leo, yang menyaksikan secara langsung momen bersejarah itu kepada VIVA.co.id.

6. Sophan Sophian

Kisah cinta Sophan Sophian dan Widyawati yang tak lekang meski sudah dipisahkan kematian, layak dicemburui.
"Cinta mereka enggak ada tandingannya. Kita patut cemburu dengan kisah cinta mereka," tutur Slamet Rahardjo pada suatu kesempatan.

Menurut aktor dan sutradara kawakan itu, Sophan dan Widyawati ibaratnya sudah seperti amplop dan perangko. Selalu menempel dan bersama-sama setiap waktu.

Sophan Sophian muncul pertama kali di layar putih untuk pertama kalinya sebagai pemain pembantu dalam film” Bunga-Bunga Berguguran pada tahun 1970. Ia kemudian menjadi terkenal dengan penampilannya dalam film Pengantin Remaja tahun 1971.

Dalam film karya Wim Umboh itu ia main sebagai pemain utama, bersama Widyawati yang kemudian menjadi istrinya. Setelah itu main dalam banyak film dan kebanyakan dengan pasangan tetap Widyawati.


7. Sutan Takdir Alisjahbana

Sutan Takdir Alisjahbana (STA) lahir di Natal, Sumatera Utara, 11 Februari 1908. Beliau merupakan tokoh pembaharu, sastrawan, dan ahli tata Bahasa Indonesia.

STA masih keturunan keluarga kerajaan. Ibunya, Puti Samiah adalah seorang Minangkabau yang telah turun temurun menetap di Natal, Sumatera Utara. Puti Samiah merupakan keturunan Rajo Putih, salah seorang raja Kesultanan Indrapura yang mendirikan kerajaan Lingga Pura di Natal. Ayahnya, Raden Alisyahbana yang bergelar Sutan Arbi, adalah seorang guru.

STA menikah dengan tiga orang istri serta dikaruniai sembilan orang putra dan putri. Istri pertamanya adalah Raden Ajeng Rohani Daha (menikah tahun 1929 dan wafat pada tahun 1935) yang masih berkerabat dengan STA.

Dari R.A Rohani Daha, STA dikaruniai tiga orang anak yaitu Samiati Alisjahbana, Iskandar Alisjahbana, dan Sofjan Alisjahbana. Tahun 1941, STA menikah dengan Raden Roro Sugiarti (wafat tahun 1952) dan dikaruniai dua orang anak yaitu Mirta Alisjahbana dan Sri Artaria Alisjahbana.

Dengan istri terakhirnya, Dr. Margaret Axer (menikah 1953 dan wafat 1994), STA dikaruniai empat orang anak, yaitu Tamalia Alisjahbana, Marita Alisjahbana, Marga Alisjahbana, dan Mario Alisjahbana. STA sangat menghormati wanita, ia mengatakan bahwa wanita adalah motor penggerak dan pendukung dibalik kesuksesan seorang laki-laki.

8. Basuki Abdullah

Basuki Abdullah yang berjiwa romantis, melukis kuda pun menjadi cantik. Kesan beauty tersirat dari perindahan bentuk dan pemilihan warna yang cemerlang. Keindahan pada sebahagian besar lukisan Basuki Abdullah merupakan keindahan yang estetis obyektif ringan yang terkadang hampa dari pendalaman ekspresi.

9. BJ Habibie

Berikut ini adalah petikan surat terakhir B.J.Habibie untuk Alm.Ainun Habibie:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang.
Sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,

kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

BJ.HABIBIE

10. Soekarno


Salah satu topik yang tak pernah terlewatkan saat membicarakan Soekarno adalah wanita dan kisah cintanya. Siapa yang tidak kenal dengan pria satu ini.

Sosok dengan wibawa, kharisma dan jiwa kepemimpinan yang begitu besar membuat ia memiliki daya tarik yang begitu kuat.

“Aku memuji Tuhan karena telah menciptakan makhluk-makhluk yang cantik seperti perempuan ini. Bukanlah suatu dosa atau tidak sopan kalau seseorang mengagumi seorang perempuan yang cantik. Dan aku tidak malu berbuat begitu, karena dengan melakukan itu pada hakikatnya aku memuji Tuhan dan memuji apa yang telah diciptakan-Nya. Aku hanya seorang pecinta kecantikan yang luar biasa.”

0 Response to "10 Tokoh Indonesia Paling Romantis Sepanjang Masa"

Post a Comment

Mohon berkomentar yang sesuai dengan pembahasan artikel. Jangan gunakan link aktif, dilarang promosi/spam gak jelas!
Komentar kamu bakal dimoderasi sebelum diterbitkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel