Tradisi Adat Teraneh dan Terunik di Dunia
December 29, 2013
Add Comment
Tradisi Adat Teraneh dan Terunik di Dunia - Setiap daerah di berbagai penjuru dunia memiliki tradisi yang didasarkan pada kebudayaan setempat. Meski kadang terdengar aneh dan ekstrem, penduduk setempat meyakini bahwa ritual dalam tradisi tersebut dapat membawa nasib baik bagi kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa tradisi unik dan menyeramkan di dunia.
Kuukai adalah pendiri Shingon - sekte Budha - yang merupakan sekte yang muncul dengan ide pencerahan melalui hukuman fisik. Konon ratusan biksu, sebagaimana dilansir amusingplanet, telah mencoba praktik mumifikasi tersebut, tetapi hanya ada 16 dan 24 mumi yang berhasil ditemukan hingga kini.
Proses mumifikasi ini cukup rumit, dimulai dengan diet 1.000 hari. Selama masa itu, para biksu hanya akan makan makanan tertentu yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian untuk melucuti semua lemak di tubuh mereka. Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar selama seribu hari selanjutnya dan mulai minum teh beracun yang dibuat dari getah pohon Urushi, yang biasanya digunakan untuk pernis mangkuk.
Racun ini menyebabkan muntah dan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, dan yang paling penting, itu membuat tubuh terlalu beracun untuk dimakan oleh belatung. Sampai pada tahap ini, seorang biarawan akan mulai memumifikasi tubuhnya sendiri dengan mengunci dirinya dalam kubur batu yang hampir tidak lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China.
Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi.
Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul kuku-kuku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.
Tradisi menyumbat hidung suku Apatani ini terus dilakukan oleh sebagian besar wanita tua pada suku tersebut. Ada sekali waktu, ketika setiap wanita harus memakai aksesoris yang aneh lainnya, tapi sejak pertengahan abad ke-20, kebiasaan itu pun perlahan mati.
Menurut mereka, steker (penutup/penyumbat) hidung itu terlahir sebagai cara untuk melindungi wanita-wanita suku itu. Rupanya, perempuan Apatani selalu dianggap paling indah di antara suku-suku Arunachal, desa mereka terus-menerus diserbu oleh suku-suku tetangga, dan para wanita itu pun lantas diculik. Untuk membuat diri mereka tidak menarik bagi suku-suku lainnya, maka wanita Apatani mulai mengenakan hidung yang disumbat yang terlihat mengerikan ini, dan mentato wajah mereka dengan garis horizontal, dari dahi hingga ke ujung hidung, serta lima garis di dagu mereka.
Namun, karena perkembangan zaman dan semua sudah serba modern, para wanita Apatani yang lahir sejak tahun 1970, sudah tidak mau lagi meneruskan tradisi mengerikan seperti itu lagi.
Kemudian mereka dibawa ke sebuah pondok, di mana mereka harus duduk dengan wajah tersenyum saat kulit dada dan pundak mereka digorok dan ditusuk kayu yang didorong di balik otot. Menggunakan tusuk sate untuk mendukung berat tubuh mereka, para prajurit akan ditangguhkan dari atap pondok dan akan menggantung di sana sampai mereka pingsan. Untuk menambah penderitaan, beban berat yang ditambahkan ke kaki.
Setelah pingsan, prajurit akan ditarik dan orang-orang akan menonton prajurit sampai ia terbangun, membuktikan persetujuan roh '. Saat terbangun, prajurit akan menawarkan jari kelingking kirinya untuk Roh Agung, dimana seorang anggota suku bertopeng akan memutuskan dengan pukulan kapak. Akhirnya, peserta akan bertahan perlombaan melelahkan di sekitar desa yang disebut "balapan terakhir," dengan bobot dan tusuk sate masih di tempat, untuk menentukan siapa di antara mereka adalah yang terkuat.
Mereka menyelesaikan upacara dipandang sebagai dihormati oleh roh-roh, mereka menyelesaikan upacara dua kali akan mendapatkan ketenaran kekal antara suku. Upacara Okipa terakhir dilakukan pada tahun 1889. Menurut sumber, Mandans adalah orang pertama untuk menangguhkan manusia oleh kulit mereka dan bertanggung jawab untuk banyak menggunakan metode suspensi saat ini.
Sun Dance Amerika Utara
Sun Dance adalah sebuah ritual keagamaan atau festival yang juga dikenal sebagai "thirsting dance". Ritual suci yang dilakukan oleh sekelompok besar pribumi di Amerika Utara ini (suku Plains) berusaha untuk menunjukkan seberapa besar keberanian yang mereka miliki. Para wanita akan menari selama festival berlangsung (bahkan sampai empat hari) tanpa berhenti untuk istirahat, minum atau makan. Para pria harus menancapkan tusuk besi yang diikat di dada dan menempatkan ujung tali di atas sebuah tiang tinggi. Para pemuda itu akan membuktikan keberanian dan ketahanan tubuh mereka melalui ritual tersebut.Tindik Thaipusam Tamil Nadu
Di bagian selatan India, umat Hindu di Tamil Nadu merayakan pengabdian mereka kepada kelahiran Dewa Murugan dan kematian Soorapadman, roh pendendam, dengan tombak. Mereka melakukan ritual ini dengan menindik seluruh tubuh mereka, termasuk lidah. Seiring berjalannya waktu, ritual ini kemudian berubah menjadi lebih dramatis, penuh warna, dan berdarah, yakni dengan menggunakan tombak besar dan kait besi yang ditempel di dada dan wajah.Memumifikasi diri sendiri - Pemumian Sokushinbutsu
Tersebar di seluruh Utara Jepang, di sekitar Prefektur Yamagata, terdapat dua lusin mumi biarawan Jepang yang dikenal dengan sebutan Sokushinbutsu. Sokushinbutsu memumifikasi diri mereka sendiri dengan melakukan teknik tertentu. Praktik ini pertama kali dirintis oleh seorang kepala biara bernama Kuukai lebih dari 1000 tahun yang lalu di kompleks candi Gunung Koya di prefektur Wakayama.Kuukai adalah pendiri Shingon - sekte Budha - yang merupakan sekte yang muncul dengan ide pencerahan melalui hukuman fisik. Konon ratusan biksu, sebagaimana dilansir amusingplanet, telah mencoba praktik mumifikasi tersebut, tetapi hanya ada 16 dan 24 mumi yang berhasil ditemukan hingga kini.
Proses mumifikasi ini cukup rumit, dimulai dengan diet 1.000 hari. Selama masa itu, para biksu hanya akan makan makanan tertentu yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian untuk melucuti semua lemak di tubuh mereka. Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar selama seribu hari selanjutnya dan mulai minum teh beracun yang dibuat dari getah pohon Urushi, yang biasanya digunakan untuk pernis mangkuk.
Racun ini menyebabkan muntah dan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, dan yang paling penting, itu membuat tubuh terlalu beracun untuk dimakan oleh belatung. Sampai pada tahap ini, seorang biarawan akan mulai memumifikasi tubuhnya sendiri dengan mengunci dirinya dalam kubur batu yang hampir tidak lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Sarung tangan semut beracun
Suku Satere Mawe di Amazon memiliki ritual ekstrem yang dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam sebuah sarung tangan berisi sekawanan Paraponera Clavata atau juga dikenal sebagai semut peluru. Semua ini dinamakan demikian karena satu gigitannya saja terasa seperti tembakan. Pria dari suku? Satere Mawe harus memakai sarung tangan itu selama 30 menit dan membiarkan tangan mereka digigit oleh semut. Namun, mereka tidak boleh hanya sekali memakainya, melainkan sampai 25 kali berturut-turut.Penyaliban di Filipina
Fanatik Katolik Roma di Filipina melakukan ritual ekstrem dengan memaku tubuh mereka di kayu salib. Meski terlihat ekstrem dan mengerikan, ritual itu kini menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik di Filipina. Mereka yang ingin melakukan penebusan dosa akan melakukan penyaliban di depan ribuan orang dengan menggunakan kostum layaknya Yesus. Setiap hari jum'at, mereka selalu melakukan ritual penyaliban seperti yang di alami oleh Tuhan mereka yesus, namun ritual ini di lakukan dalam konteks yang sebenarnya yaitu dengan di salib sungguhan ,ditusuk paku hingga darah pun mengalir dimana mana.Foot Binding atau Mengikat Kaki
Tradisi mengikat kaki atau Foot Binding adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuanzaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan. Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911.Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China.
Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi.
Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul kuku-kuku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.
Menyumbat Hidung
Salah satu dari sekian banyak suku di Indian adalah kelompok Apatani. Terletak pada dataran tinggi Apatani Indian, Apatani atau Tani, ialah kelompok suku yang memiliki sekitar 60.000 anggota. Sering dipuji, karena pertanian mereka sangat efisien, dilakukan tanpa binatang atau mesin. Mereka tidak memiliki catatan tertulis tentang sejarahnya, dan tradisi yang diwariskan secara lisan, dari generasi ke generasi. Yang unik dari suku Apatani ini, yaitu tradisi untuk menutup atau menyumbat lubang hidung bagi para wanitanya, dan ini sangat terkenal dan sudah berlaku sejak zaman dahulu kala.Tradisi menyumbat hidung suku Apatani ini terus dilakukan oleh sebagian besar wanita tua pada suku tersebut. Ada sekali waktu, ketika setiap wanita harus memakai aksesoris yang aneh lainnya, tapi sejak pertengahan abad ke-20, kebiasaan itu pun perlahan mati.
Menurut mereka, steker (penutup/penyumbat) hidung itu terlahir sebagai cara untuk melindungi wanita-wanita suku itu. Rupanya, perempuan Apatani selalu dianggap paling indah di antara suku-suku Arunachal, desa mereka terus-menerus diserbu oleh suku-suku tetangga, dan para wanita itu pun lantas diculik. Untuk membuat diri mereka tidak menarik bagi suku-suku lainnya, maka wanita Apatani mulai mengenakan hidung yang disumbat yang terlihat mengerikan ini, dan mentato wajah mereka dengan garis horizontal, dari dahi hingga ke ujung hidung, serta lima garis di dagu mereka.
Namun, karena perkembangan zaman dan semua sudah serba modern, para wanita Apatani yang lahir sejak tahun 1970, sudah tidak mau lagi meneruskan tradisi mengerikan seperti itu lagi.
Tusuk Lidah
Ritual ini dilakukan oleh Suku Matausas yang ada di Papua Nugini. Suku Matausas di Papua Nugini mempraktikkan ritual pembersihan dari bagian dimaksudkan untuk membersihkan tubuh anak laki-laki dari pengaruh perempuan yang ditinggalkan oleh ibu mereka. Terlepas dari rasa sakit, anak laki-laki melalui inisiasi untuk menjadi prajurit dan membersihkan diri dari segala pengaruh perempuan yang tersisa di dalamnya dari ibu mereka. Pertama, mereka geser dua tongkat kayu tipis ke kerongkongan mereka untuk menginduksi muntah beberapa kali dan mengosongkan perut mereka. Setelah itu, koleksi buluh dimasukkan ke dalam hidung inisiat untuk lebih mengusir pengaruh buruk. Akhirnya, mereka bertahan penusukan berulang di lidah. Ini ritual brutal dikatakan mensucikan mereka, mengubahnya menjadi pria sejati.Upacara Okipa
Upacara Okipa adalah ritual yang kompleks dari suku Native American Mandan yang digunakan untuk menandai ritus laki-laki menuju kedewasaan. Upacara Okipa dimulai dengan pemuda berpantang dari makanan, minuman, dan tidur selama empat hari, dengan harapan dikunjungi oleh semangat kurir.Kemudian mereka dibawa ke sebuah pondok, di mana mereka harus duduk dengan wajah tersenyum saat kulit dada dan pundak mereka digorok dan ditusuk kayu yang didorong di balik otot. Menggunakan tusuk sate untuk mendukung berat tubuh mereka, para prajurit akan ditangguhkan dari atap pondok dan akan menggantung di sana sampai mereka pingsan. Untuk menambah penderitaan, beban berat yang ditambahkan ke kaki.
Setelah pingsan, prajurit akan ditarik dan orang-orang akan menonton prajurit sampai ia terbangun, membuktikan persetujuan roh '. Saat terbangun, prajurit akan menawarkan jari kelingking kirinya untuk Roh Agung, dimana seorang anggota suku bertopeng akan memutuskan dengan pukulan kapak. Akhirnya, peserta akan bertahan perlombaan melelahkan di sekitar desa yang disebut "balapan terakhir," dengan bobot dan tusuk sate masih di tempat, untuk menentukan siapa di antara mereka adalah yang terkuat.
Mereka menyelesaikan upacara dipandang sebagai dihormati oleh roh-roh, mereka menyelesaikan upacara dua kali akan mendapatkan ketenaran kekal antara suku. Upacara Okipa terakhir dilakukan pada tahun 1889. Menurut sumber, Mandans adalah orang pertama untuk menangguhkan manusia oleh kulit mereka dan bertanggung jawab untuk banyak menggunakan metode suspensi saat ini.
0 Response to "Tradisi Adat Teraneh dan Terunik di Dunia"
Post a Comment
Mohon berkomentar yang sesuai dengan pembahasan artikel. Jangan gunakan link aktif, dilarang promosi/spam gak jelas!
Komentar kamu bakal dimoderasi sebelum diterbitkan.