-->

Komisi IV Paling Malas Membahas RAPBN

Keseriusan anggota DRP dalam pembahasan Rancangan APBN 2014 patut dipertanyakan. Hasil pemantauan Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Setnas Fitra) menunjukkan bahwa rata-rata kehadiran anggota DPR dalam sidang pembahasan anggaran hanya 35%. Pemantauan dilakukan terhadap 93 sidang anggaran, baik di tingkat badan anggaran (banggar) maupun komisi-komisi DPR, dalam rentang waktu 16 Agustus sampai dengan 12 September 2013.

"Ini mengindikasikan ketidakseriusan DPR dalam membahas anggaran. Anggota DPR mulai sibuk persiapan dalam pemenangan Pemilu 2014," ujar Koordinator Advokasi Seknas, Fitra Muhammad Maulana dalam paparan di Kompleks Parlemen kemarin (24/9/2013)

Terdapat beberapa temuan terkait kehadiran dalam sidang anggaran itu. Maulana menjelaskan bahwa peserta sidang yang hadir itu-itu saja dan yang tidak hadir juga demikian. Lalu, rapat tidak serius yang diperlihatkan dengan peserta bergantian keluar masuk.

"Tanda tangan di akhir sidang penuh, padahal di awal dan pertengahan sepi. Ini siasat untuk membuat seolah-olah kuorum," terangnya.

Belum lagi anggota yang titip tanda tangan kepada staf ahli. Di antara sebelas komisi di DPR, tingkat kehadiran paling tinggi anggota komisi dalam pembahasan anggaran adalah komisi V dengan persentase mencapai 68%. Sementara itu, yang paling rendah adalah komisi IV sebesar 3%. Setnas Fitra juga menemukan 22% sidang pembahasan anggaran dilakukan secara tertutup. Padahal, mandat konstitusi, pembahasan anggaran dilaksanakan secara terbuka.

Dengan kondisi itu, publik merasa dikecewakan oleh anggota DPR yang tidak melaksanakan kewajibannya. Selain dugaan bahwa politik lebih disibukkan persiapan Pemilu 2014 yang inkonstitusional rawan digugat melalui Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK).

0 Response to "Komisi IV Paling Malas Membahas RAPBN"

Post a Comment

Mohon berkomentar yang sesuai dengan pembahasan artikel. Jangan gunakan link aktif, dilarang promosi/spam gak jelas!
Komentar kamu bakal dimoderasi sebelum diterbitkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel